Sebutkan Dan Jelaskan Arsitektur Hierarki Dalam Dns

Membedah Arsitektur Hierarki dalam DNS

Sistem Domain Name System (DNS) berfungsi menerjemahkan nama domain yang mudah diingat manusia menjadi alamat IP numerik yang digunakan komputer untuk saling berkomunikasi di internet. Untuk menangani pemetaan nama domain yang sangat besar secara efisien, DNS menggunakan arsitektur hierarki terdistribusi. Mari kita bahas lebih dalam mengenai arsitektur hierarki ini.

Computer Network
Computer Network

Tingkatan dalam Hierarki DNS

Arsitektur hierarki DNS terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

Root nameserver: Ini adalah titik tertinggi dalam hierarki DNS. Terdapat 13 root nameserver yang tersebar secara geografis di seluruh dunia. Mereka tidak menyimpan catatan sumber daya (resource records) domain tertentu, melainkan menunjuk ke nameserver tingkat berikutnya.

  • Top-Level Domain (TLD) nameserver: TLD adalah sufiks akhir dari nama domain, seperti .com, .org, .id, dan lain-lain. Setiap TLD memiliki kumpulan nameserver sendiri yang berwenang untuk domain di bawah TLD tersebut.
  • Second-Level Domain (SLD) nameserver: Ini adalah tingkat di mana organisasi atau individu mendaftarkan nama domain mereka. SLD bisa berupa nama perusahaan (misalnya [invalid URL removed]) atau nama personal (misalnya johndoe.org). Nameserver untuk SLD dikelola oleh pendaftar domain (registrant) atau penyedia hosting web mereka.
  • Nameserver yang berwenang: Nameserver ini menyimpan catatan sumber daya untuk domain tertentu, termasuk pemetaan antara nama domain dan alamat IP terkait. Nameserver yang berwenang dapat berada di tingkat SLD atau subdomain lebih lanjut.

  • Cara Kerja Hierarki DNS

    Ketika pengguna mencoba mengakses website melalui nama domain, browser mereka terlebih dahulu menghubungi resolver DNS lokal mereka. Resolver ini kemudian melakukan kueri secara hierarkis, dimulai dari root nameserver. Root nameserver akan mengarahkan resolver ke nameserver yang tepat untuk TLD. Selanjutnya, nameserver TLD akan mengarahkan resolver ke nameserver yang berwenang untuk SLD. Terakhir, nameserver yang berwenang akan mengembalikan alamat IP yang terkait dengan nama domain.

    Manfaat Arsitektur Hierarki

    Skalabilitas: Struktur hierarki memungkinkan distribusi beban kueri DNS di seluruh jaringan, sehingga sistem dapat menangani volume kueri yang sangat besar secara efisien.

  • Keandalan: Dengan adanya beberapa nameserver di setiap tingkat, jika salah satu nameserver gagal, nameserver lain masih dapat melayani kueri.
  • Desentralisasi: Setiap TLD memiliki otoritasnya sendiri, yang memungkinkan fleksibilitas dalam pengelolaan nama domain.

  • Kesimpulan

    Arsitektur hierarki terdistribusi dalam DNS memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran navigasi internet. Struktur ini memungkinkan pemetaan nama domain yang efisien dan andal, bahkan dengan jumlah domain yang terus bertambah pesat.

    Tanya Jawab

  • 1. Apa yang terjadi jika root nameserver tidak tersedia?
  • Jika semua root nameserver tidak tersedia, internet tidak akan berfungsi karena tidak ada cara untuk memulai proses pencarian alamat IP. Namun, karena root nameserver tersebar secara geografis, kemungkinan ini sangat kecil.

  • 2. Bisakah saya mengetahui lokasi nameserver untuk domain tertentu?
  • Ya. Anda dapat menggunakan tool online seperti “whois” untuk mengetahui informasi tentang domain tertentu, termasuk nameserver yang digunakan.

  • 3. Bagaimana cara mengelola nameserver untuk domain saya?
  • Jika Anda telah mendaftarkan nama domain Anda sendiri, Anda biasanya dapat mengelola pengaturan nameserver melalui panel kontrol penyedia domain Anda.

  • 4. Apa yang dimaksud dengan subdomain?
  • Subdomain adalah bagian dari nama domain yang berada di sebelah kiri nama domain utama. Sebagai contoh, “mail.google.com” adalah subdomain dari “[invalid URL removed]”. Subdomain sering digunakan untuk menghosting layanan tertentu di bawah domain utama.

  • 5. Apakah ada alternatif untuk DNS?
  • DNS adalah protokol dominan untuk pemetaan nama domain di internet. Namun, ada beberapa protokol alternatif yang sedang dikembangkan, meskipun belum banyak digunakan saat ini.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *