Peristiwa Apa Yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Syailendra Di Jawa Tengah

Peristiwa Apa yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah?

Dinasti Syailendra pernah meninggalkan jejak kejayaan di Jawa Tengah, ditandai dengan peninggalan seperti Candi Borobudur yang memesona. Namun, tahukah Anda apa peristiwa yang mengakhiri masa kekuasaan mereka di kawasan tersebut? Mari kita telusuri jejak sejarah untuk menemukan jawabannya.

Soal PTS Sejarah Indonesia Semester Ganjil -  PDF
Soal PTS Sejarah Indonesia Semester Ganjil – PDF

Apa yang Dimaksud dengan Dinasti Syailendra?

Dinasti Syailendra merupakan wangsa yang berkuasa di Jawa Tengah sekitar abad ke-8 hingga ke-10 masehi. Mereka dikenal sebagai penganut Buddha Mahayana yang aktif memajukan seni dan budaya, khususnya dalam pembangunan candi-candi megah.

Bagaimana Dinasti Syailendra Berakhir di Jawa Tengah?

Teori mengenai peristiwa yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Berikut beberapa teori yang dikemukakan:

Persaingan dengan Dinasti Sanjaya:

  • Pada masa Rakai Panangkaran, Mataram Kuno dipengaruhi oleh Sriwijaya dan Dinasti Syailendra. Namun, Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya bangkit dan bersaing dengan Balaputradewa dari Syailendra.
  • Kemenangan Rakai Pikatan pada sekitar tahun 850 M diyakini mengakhiri dominasi Syailendra di Jawa Tengah. Balaputradewa diduga kembali ke Sriwijaya.

Letusan Gunung Merapi:

  • Beberapa sumber menyebutkan kemungkinan letusan Gunung Merapi sekitar abad ke-10 M turut andil dalam kemunduran Mataram Kuno periode Jawa Tengah.
  • Raja terakhir, Rakai Sumba Dyah Wawa, memerintah dari 924-929 M. Masa pemerintahannya berakhir tiba-tiba, dan letusan Merapi dianggap sebagai penyebabnya.
  • Akibat bencana ini, pusat pemerintahan Mataram Kuno kemudian dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok pada tahun 929 M.

Apa yang Diketahui dari Prasasti?

Prasasti-prasasti peninggalan Mataram Kuno memberikan petunjuk mengenai sejarah periode tersebut. Namun, tidak ada prasasti yang secara eksplisit menyebutkan peristiwa spesifik yang mengakhiri kekuasaan Syailendra di Jawa Tengah.

Perdebatan dan Penelitian Lanjutan:

Misteri mengenai peristiwa ini memicu perdebatan dan penelitian lebih lanjut di kalangan sejarawan. Analisis data arkeologi, studi sumber-sumber sejarah, dan interpretasi prasasti menjadi langkah penting untuk semakin mendekati kebenaran.

Baca Juga : Jelaskan Indikator Keberhasilan Demokrasi Di Suatu Negara

Kesimpulan:

Penyebab berakhirnya kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah masih belum sepenuhnya jelas. Persaingan politik dan bencana alam menjadi dua teori utama yang diperdebatkan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melengkapi pemahaman kita mengenai sejarah kerajaan besar ini.

5 Pertanyaan tentang Peristiwa yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah:

1. Apakah ada bukti kuat yang menyatakan kemenangan Dinasti Sanjaya atas Syailendra?

Bukti konkrit seperti prasasti kemenangan belum ditemukan. Namun, prasasti Mantyasih (907 M) dari masa Rakai Pikatan menyebutkan dominasi Sanjaya yang semakin kuat.

2. Apakah letusan Merapi benar-benar menyebabkan perpindahan pusat pemerintahan Mataram Kuno?

Hubungan antara letusan Merapi dan perpindahan pemerintahan masih diperdebatkan. Bisa jadi bencana itu mempercepat keputusan yang sudah ada sebelumnya.

3. Apa dampak berakhirnya kekuasaan Syailendra di Jawa Tengah?

Peristiwa ini menandai peralihan kekuasaan ke Dinasti Sanjaya dan pemindahan pusat pemerintahan Mataram Kuno ke Jawa Timur, yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Mataram Hindu.

4. Apakah Dinasti Syailendra benar-benar hilang setelahnya?

Pengaruh Syailendra diyakini masih berlanjut di Sriwijaya. Beberapa prasasti di Sumatera dan Thailand menunjukkan kelanjutan dinasti ini di luar Jawa Tengah.

5. Apa pentingnya mempelajari peristiwa ini bagi sejarah Indonesia?

Memahami pergantian kekuasaan dan faktor-faktor yang memengaruhi perjalanan kerajaan-kerajaan Nusantara memberikan perspektif berharga tentang dinamika sejarah dan perkembangan sosial-politik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *