Sebutkan Macam-macam Hadits Ahad Dan Jelaskan
Daftar Isi
Macam-Macam Hadis Ahad dan Penjelasannya
Hadis adalah perkataan, perbuatan, dan taqrir (persetujuan) yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran. Para ulama membaginya ke dalam beberapa kategori berdasarkan jumlah perawi yang meriwayatkannya. Salah satu kategori tersebut adalah hadis ahad.
Pengertian Hadis Ahad
Hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi tunggal atau perawi yang jumlahnya sedikit pada setiap tingkat sanad (jalur periwayatan) hingga sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Jenis-jenis Hadis Ahad
Hadis ahad terbagi ke dalam beberapa macam berdasarkan kualitas sanad dan perawinya. Berikut penjelasannya:
1. Hadis Masyhur
Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi pada setiap tingkat sanad, namun jumlahnya tidak mencapai level mutawatir (banyak yang secara akal tidak mungkin bersepakat untuk berdusta).
2. Hadis Gharib
Hadis gharib adalah hadis yang perawinya hanya ada satu orang pada salah satu tingkat sanad. Hadis gharib selanjutnya dibagi menjadi beberapa jenis:
Hadis Aziz: Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi pada semua tingkat sanad.
3. Hadis Dhaif
Hadis dhaif adalah hadis yang perawinya memiliki kelemahan yang mempengaruhi kesahihannya. Hadis dhaif tidak bisa dijadikan landasan hukum namun bisa digunakan untuk hal-hal lain seperti muthalaah (kajian) atau menguatkan hadis shahih.
Kedudukan Hadis Ahad
Para ulama berbeda pendapat mengenai kedudukan hadis ahad sebagai landasan hukum. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hadis ahad yang memenuhi syarat (shahih) bisa dijadikan hujjah (argumen) dalam berhukum.
Penutup
Mempelajari macam-macam hadis ahad penting untuk memahami dan menilai kesahihan sebuah hadis. Hadis shahih yang termasuk kategori ahad tetap bisa dijadikan landasan hukum selama memenuhi syarat-syarat tertentu.
Tanya Jawab tentang Hadis Ahad
Tidak semua. Hanya hadis ahad yang shahih yang bisa dijadikan landasan hukum. Hadis dhaif tidak bisa dijadikan landasan hukum.
Para ulama memiliki ilmu khusus yang disebut ilmu musthalah hadis untuk menilai kesahihan sebuah hadis. Kesahihan dinilai dari segi sanad (jalur periwayatan) dan matn (isi hadis).
Banyak. Salah satu contohnya adalah hadis tentang shalat sunnah Dhuha yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Sebaiknya kita berkonsultasi dengan para alim ulama yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam tentang hadis.
Tidak. Hadis yang shahih tidak akan pernah bertentangan dengan Al-Quran. Jika ditemukan hal yang nampak seperti pertentangan, maka para ulama akan berusaha melakukan takhrij (penjelasan) untuk menyelaraskannya.