Infaq merupakan salah satu bentuk amalan keuangan dalam Islam yang memiliki tujuan mulia. Berbeda dengan zakat yang memiliki ketentuan nisab dan haul tertentu, infaq bersifat sukarela dan tidak mengikat jumlahnya.
Pengertian Infaq
Secara bahasa, infaq berasal dari kata “anfaqa” yang memiliki arti mengeluarkan atau membelanjakan. Dalam istilah agama Islam, infaq diartikan sebagai pengeluaran harta benda di jalan Allah SWT dengan niat yang ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun. Penerima infaq pun tidak dibatasi, bisa untuk kepentingan agama, sosial, maupun kemanusiaan.
Ciri-Ciri Infaq
Ikhlas: Infaq dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.
Sukarela: Jumlah dan waktu pelaksanaan infaq tidak ditentukan secara khusus. Individu dapat berinfaq sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya.
Tidak Wajib: Infaq bukanlah ibadah wajib, melainkan ibadah sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam.
Untuk Kepentingan Umum: Penerima infaq tidak dibatasi. Bisa untuk pembangunan masjid, membantu fakir miskin, anak yatim, korban bencana, dan lain sebagainya.
Manfaat Infaq
Membersihkan Harta: Dengan berinfaq, seseorang telah membersihkan hartanya dari hal-hal yang tidak syar’i.
Memperbanyak Pahala: Setiap infaq yang diberikan dengan ikhlas akan dicatat sebagai amal ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah SWT.
Membantu Sesama: Infaq dapat meringankan beban orang lain yang membutuhkan, sehingga tercipta kesejahteraan dan keadilan sosial.
Menumbuhkan Sifat Dermawan: Kebiasaan berinfaq dapat menumbuhkan sifat dermawan dan kepedulian terhadap sesama.
Kesimpulan
Infaq adalah amalan yang mulia dan dianjurkan dalam Islam. Melalui infaq, umat Islam dapat berbagi rezeki dengan sesama, membersihkan harta, dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Mari biasakan untuk berinfaq sesuai dengan kemampuan kita, agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan berkah.
Tanya Jawab
1. Apakah boleh infaq dicicil?
Ya, infaq boleh dicicil selama niatnya tetap ikhlas untuk berinfaq.
2. Bolehkah infaq berupa tenaga atau keahlian?
Ya, selain harta benda, infaq juga bisa berupa tenaga atau keahlian yang kita miliki untuk membantu orang lain.
3. Kepada siapa sebaiknya kita berinfaq?
Kita bisa berinfaq kepada siapa saja yang membutuhkan, bisa keluarga, kerabat, tetangga, fakir miskin, anak yatim, korban bencana, pembangunan masjid, dan lain sebagainya.
4. Apakah ada batasan minimal untuk berinfaq?
Tidak ada batasan minimal untuk berinfaq. Berapapun jumlahnya, selama diberikan dengan ikhlas, maka akan dicatat sebagai amal saleh.
5. Bagaimana cara agar kita bisa istiqomah (konsisten) dalam berinfaq?
Biasakan untuk menyisihkan sebagian rezeki secara rutin untuk infaq. Kita bisa memulainya dengan jumlah yang kecil terlebih dahulu, kemudian secara bertahap ditingkatkan sesuai dengan kemampuan.
Dengan memahami arti infaq dan manfaatnya, semoga kita semua dapat istiqomah dalam melaksanakan amalan yang mulia ini.