Jelaskan Dan Sebutkan
Menjelaskan dan Menyebutkan: Membedakan Dua Kata Kunci dalam Penulisan Formal
Dalam penulisan formal, seperti laporan, makalah, atau artikel ilmiah, kita kerap menemui instruksi “jelaskan” dan “sebutkan.” Meski sekilas terlihat mirip, kedua kata tersebut memiliki makna dan fungsi yang berbeda.
Instruksi “jelaskan” menuntut penulis untuk memberikan uraian yang rinci dan terperinci mengenai suatu konsep, teori, atau fakta. Penjelasan harus logis, sistematis, dan didukung oleh referensi yang kredibel.
Instruksi: Jelaskan secara rinci mengenai dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut.
Instruksi “sebutkan” mengharuskan penulis untuk men 列挙 (lièjù – liệt거 – rettesu) atau menyusun daftar mengenai poin-poin penting, karakteristik, atau jenis-jenis sesuatu. Biasanya penyebutan dilakukan secara singkat dan padat.
Instruksi: Sebutkan lima negara anggota ASEAN.
Kesimpulan
Dengan memahami perbedaan antara “jelaskan” dan “sebutkan,” penulis dapat menghasilkan karya tulis formal yang lebih tertata, informatif, dan mudah dipahami pembaca.
Tanya Jawab
1. Kapan sebaiknya kita menggunakan “jelaskan”?
Jawab: Gunakan “jelaskan” ketika Anda perlu memberikan uraian dan pembahasan yang mendalam mengenai suatu topik.
2. Apakah “sebutkan” selalu diikuti dengan pembuatan daftar?
Jawab: Tidak selalu. Kadang “sebutkan” bisa digunakan untuk menyebutkan beberapa hal penting secara singkat tanpa perlu dibuat daftar berpoin.
3. Bolehkah kedua kata tersebut digunakan bersamaan dalam satu kalimat?
Jawab: Bisa saja. Contoh: “Jelaskan dan sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.”
4. Adakah sinonim untuk “jelaskan” dan “sebutkan” dalam penulisan formal?
Jawab: Ya, beberapa sinonim untuk “jelaskan” adalah “uraikan,” “paparkan,” dan “elaborasi.” Sinonim untuk “sebutkan” di antaranya adalah “daftar,” “rincikan,” dan “jabarkan” (dengan arti menyebutkan secara ringkas).
5. Bagaimana cara mencari referensi yang kredibel untuk mendukung penjelasan kita?
Jawab: Anda bisa menggunakan jurnal ilmiah, buku teks, laporan dari lembaga resmi, atau situs web terpercaya dari institusi pendidikan atau organisasi internasional. Pastikan referensi tersebut relevan dan up-to-date.